BUBKA EDISI DESEMBER 2016 – NAGAHAMA NERU & WATANABE RISA “CINTA DAN KETULUSAN KEDUANYA”



Hal yang paling jadi pembicaraan di “Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?” adalah hubungan terlarang Nagahama Neru dan Watanabe Risa. Mereka berdua ialah perwujudan sempurna dari kecantikan dan kesulitan untuk mempercayai seseorang, entah bagaimana hubungan mereka di dalam dunia nyata. Sosok Risaneru yang sebenarnya dan kesamaan mereka yang di luar dugaan, kemudian air mata penyesalan yang mengalir.

Sekali dalam Seumur Hidup
-Hari ini adalah perbincangan pertama dengan Watanabe-san dan Nagahama-san tentang duo “Risaneru”, jadi mohon bantuannya.
Neru: Risa itu tidak terlihat seperti seseorang bernama “Watanabe”, ya?
Risa: Iya. Aku tidak terlalu suka dengan nama belakang Watanabe.
Neru: Sebaiknya nama apa?
Risa: Aku ingin namaku jadi “Ebihara-san”.
Neru: Eehh, nggak umum!
– Kalau begitu, hari ini jadi perbincangan “Ebineru”.
Neru: Aku lebih suka nama “Rinzaki”!
Risa: Nama depan itu juga nggak umum lho~.
Neru: Tolong diubah jadi perbincangan “Ebizaki”!
– Aku mengerti *tertawa*. Kalian berdua memerankan peran yang semacam pasangan sesama jenis di drama “Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?”, bukan? Ada adegan pernyataan cinta dari Watanabe-san yang mengatakan “Aku menyukai Neru”.
Neru: Di adegan itu awalnya kita merasa malu banget, ya?
Risa: Itu membuatku malu.
Neru: Waktu rehearsal wajah Risa sangat merah *tertawa*.
Risa: Awalnya aku berpikir “Ngomong apa sih aku ini…” tapi akhirnya aku memaksa diriku sendiri “Sudahlah katakan saja!”
– Saat syuting sungguhan apa langsung oke dalam sekali pengambilan gambar?
Risa: Tidak, cukup banyak. Aku bahkan berpikir “Kumohon! Katakanlah oke!” *tertawa*.
Neru: Di sekeliling juga ada member lain, semuanya melihat kami saat pengambilan gambar, rasanya cukup memalukan, ya.
Risa: Betul, betul. Aku berpikir “Tolong jangan lihat ke sini!”.
– Pernyataan cinta sekali dalam seumur hidup *tertawa*. Kalian merasa malu meskipun hanya sebuah peran ya.
Risa: Betul sekali!
– Tapi, bagaimana menurut kalian saat hal itu lumayan menjadi topik pembicaraan?
Risa: Saat handshake event juga banyak yang bilang begitu. Ada adegan saat aku melakukan “kabe-don” ke Neru, padahal saat itu kami tidak berciuman, aku berhenti tepat sebelum berciuman, tapi mereka bertanya “Kalian pasti ciuman, kan?! Pasti ciuman, kan?!” *tertawa*.
Neru: Ahaha. Aku juga sering ditanyai begitu *tertawa*.
Risa: Apa mereka menyukai hal semacam itu ya?
– Ada juga yang bernama “Kapuwota”. (kapuwota = kappuru wota = couple wota)
Risa: Hmm?
Neru: Apa itu?!
– Itu sebutan untuk orang-orang yang berdebar-debar pada pasangan member tertentu.
Neru: Aaahh~ Kalau di Nogizaka-san, seperti Sakurai Reika-san dan Wakatsuki Yumi-san.
Risa: Ternyata begitu. Pasangan sesama perempuan ya.
– Meskipun begitu, di dalam drama, hubungan kalian berdua yang semacam itu adalah suatu perkembangan yang di luar dugaan, itu mengejutkan.  Di episode 5, ada adegan dimana Watanabe-san mendekap Nagahama-san dari belakang.
Risa: Adegan itu juga dilakukan berkali-kali.
Neru: Permintaan dari Pak Sutradara juga…. *tertawa*
Risa: Betul! Lebih…
Neru: “Lebih lilitkan kaki kalian”
Risa: “Lebih dekatkan wajah kalian… setelah itu, lepaskan pelan-pelan” *tertawa*
Neru: Kyaaaa!!
– Pak Sutradara juga mengarahkan akting kalian dengan berapi-api ya *tertawa*.
Neru: Tapi, kami berdua tidak bisa berakting dengan baik di adegan itu, ada juga saat dimana kami tertawa.
Risa: Betul, betul. Soalnya aku berada di dekat gadis seimut ini.
Neru: Soal itu, sekarang aku akan mengatakannya! Kalau dilihat baik-baik, ternyata wajahnya begitu cantik ya~
Risa: Imut!
Neru: Cantik!
– Ahahaha. Bahkan di pemotretan hari ini, Watanabe-san berkali-kali mengatakan “Imut, imut” pada Nagahama-san.
Neru: Hentikan, sungguh. Aku jelek.
Risa: Kamu sering mengatakannya dengan wajah itu!
Neru: Itu hal yang ingin kukatakan~
Risa: Aku kesel deh, sungguh!
– Watanabe-san, sifat “S”-mu keluar tuh! *tertawa* Tapi, wajah kalian masing-masing punya tipe yang berbeda.
Neru: Aku sangat mengidamkan wajah yang seperti ini! *menunjuk wajah Watanabe*
Risa: Aku ingin punya wajah yang seperti ini! *menunjuk wajah Nagahama*
– Sekarang, bagaimana kalau kalian berdua turunkan jari kalian? *tertawa*
Risa: Neru punya mata yang bulat dan besar, dia kecil dan punya aura yang imut. Apalagi dia juga pintar, dia juga punya selera humor… pokoknya sudah pasti, dia punya wajah yang disukai laki-laki!
Neru: Tidak, tidak! Risa itu…
Risa: Tolong diam sekali ini saja!
Neru: Baik! Giliranku! *mengangkat tangan*
-S-silakan.
Neru: Risa punya wajah yang kecil, gayanya bagus, apapun pakaian yang dipakai pasti imut dan cocok, apalagi kepribadiannya bagus. Teman-teman di sekelilingku, hampir semuanya Risa-oshi, member Hiragana Keyaki juga banyak yang Risa-oshi!
Risa: Itu bohong~
– Tipe wajah kalian masing-masing mungkin berbeda, tapi tidak salah lagi bisa dikatakan bahwa tidak ada laki-laki di atas bumi ini yang berpikir “wajah yang manapun bukan tipeku”.
Neru: Mohon maaf… gara-gara kami anda jadi memikirkannya.
Risa: Minta maaf sama-sama yuk?
Neru: Yuk. Maafkan kami.
Risa: Mohon maaf.
– Tidak, tidak. Kenapa kalian minta maaf? *tertawa*
“Dibandingkan laki-laki yang kusukai, bagiku sahabat lebih penting. Aku tidak ingin merusak hubungan persahabatan” –Nagahama Neru–
Air Mata
– Di “Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?”, peran yang dimainkan Watanabe-san, bertipe seperti pemimpin grup anak nakal di kelas. Sebelum syuting, Watanabe-san berkata, “Karena peran ini punya kepribadian yang benar-benar berkebalikan dari kepribadianku, memainkannya sungguh sulit”, tapi apakah peran itu memang berbeda dari dirimu sendiri?
Risa: Sama sekali berbeda. Di drama, aku berada di tingkat atas dalam kasta sekolah, tapi di sekolah yang kuikuti sesungguhnya sama sekali berbeda. Aku merasa takut, aku selalu menjaga jarak dengan orang-orang semacam itu. Menurutku aku adalah orang yang biasa-biasa saja.
– Ternyata begitu. Itu mengejutkan.
Risa: Di kelas sekalipun aku jarang berbicara, aku juga tidak suka menjadi orang yang mencolok.
Neru: Ketika aku melihatnya sebagai seorang member, aku sangat memahami perkataan Risa tentang “aku berbeda dengan peranku”. Dia benar-benar baik hati, dia adalah tipe orang yang bahkan gugup saat memperkenalkan diri.
Risa: Betul! Sejak dulu kepribadianku tidak begitu ceria, aku juga tidak terbiasa menjadi sosok yang mencolok. Aku tidak bisa mengatakan hal semacam itu… tapi, imej seperti seorang bos mungkin sudah melekat padaku, itu hal yang paling kucemaskan.
– “Kau pasti pemimpin bayangan Keyakizaka46, kan?” ada kesalahahpahaman semacam itu.
Risa: Aku sering ditanyai begitu.
Neru: Padahal aslinya beda ya… Risa itu baik hati, rasa kepeduliannya juga bagus, hal yang harus dilakukan pasti dilakukan dengan baik tanpa lepas tangan, menurutku dia benar- benar dewasa. Padahal kami seumuran, tapi banyak hal yang bisa kupelajari darinya.
Risa: Sama sekali tidak begitu…
Neru: Risa itu kuat. Tidak, mungkin sebenarnya dia lembut dan mudah terluka, tapi dia tidak memperlihatkan hal itu, jadi aku membayangkan bahwa dia perempuan yang kuat. Tapi, karena dia kuat, kupikir dia bisa bersikap baik pada orang, tapi juga bersikap tegas pada dirinya sendiri.
– Apakah analisis Nagahama-san tepat?
Risa: Aku tidak ingin menangis di depan orang lain, memang ada perasaan semacam itu.
Neru: Pasti nggak akan nangis ya?
Risa: Walaupun mustahil, aku tidak ingin menangis!
– Kenapa begitu?
Risa: Kalau aku membuat orang lain khawatir, aku jadi merasa “waaa~” secara berlebihan. Aku lebih memilih untuk memikirkannya dengan tenang seorang diri, soalnya aku tipe yang ingin membuat diriku tetap tenang. Karena itu, jika ada hal yang sulit, aku lebih sering menangis di rumah.
– Saat dirimu merasa lemah dah terluka, apa tidak ingin dihibur oleh seseorang?
Risa: Aku tidak suka pada orang yang memperlihatkan bahwa “dirinya sedang terluka”. Kupikir ada cukup banyak perempuan yang berusaha memperlihatkan “Aku sekarang sedang sedih”, “Aku ingin diajak bicara”, tapi aku justru berpikir “Apa-apaan itu?”
– Ahaha. “Terus, kenapa?” begitu ya. *tertawa*
Risa: Mungkin mereka ingin ada yang peka, tapi apa-apaan momen yang penuh keragu-raguan itu, kalau sedang ada masalah, mereka sebaiknya berinisiatif untuk curhat pada seseorang. Jika tidak ingin curhat, kupikir ada baiknya mereka menyembunyikannya. Kupikir dua-duanya sama baiknya.
Neru: Saat latihan sekalipun, Risa bahkan menyembunyikan kalau dia sedang tidak enak badan, jadi tiba-tiba dia ambruk… Kalau aku pasti langsung menangis, aku mengagumi orang yang bisa mengontrol dirinya seperti Risa.
– Menahan emosi yang meluap-luap itu lumayan sulit ya.
Neru: Tapi, sebenarnya Risa juga sering menangis lho. *tertawa*
Risa: Tanpa sengaja menangis. Tapi, aku menangis karena  orang lain juga menangis. Pada saat seperti itu, aku menangis tanpa peduli ada di depan orang sekalipun.
Neru: Sejak bergabung dengan Keyakizaka, ada terlalu banyak peristiwa, rasanya kita jadi rentan menangis ya.
Risa: Iya. Saat Neru bicara, air mataku keluar.
Neru: Eehhh~ Kenapa?
Risa: Beberapa waktu yang lalu, di suatu wawancara, ada kesempatan dimana Neru membicarakan saat dia bergabung dengan Hiragana Keyaki. Kemudian, di tengah-tengah berbagai macam pembicaraan hatiku jadi tidak karuan. Tidak… rasanya sedih….
Neru: Kenapa? Jangan nangis dong. *tertawa*
Risa: Soalnya, soalnya… waktu itu aku benar-benar tidak bisa memahami, aku bertanya pada staff “Apa alasannya?”. Soalnya itu bertepatan dengan kegiatan Keyakizaka46 yang akhirnya dimulai, aku berpikir… apa kami saja tidak cukup bagus. Lalu…. *air matanya mengalir* Ahh, maaf… bagaimana ya, aku tidak mau membicarakannya~
Neru: *meletakkan tangannya di pundak Watanabe*
Risa:  Pada waktu itu aku tidak bisa menerimanya… tapi kalau sekarang dipikirkan lagi, kalau hal itu tidak terjadi, kupikir Neru juga tidak ada di sini, anak-anak Hiragana Keyaki juga tidak akan bergabung…. bagaimana mengatakannya ya…
Neru: Sudah cukup. Perasaanmu sudah tersampaikan.
Risa: Apa mungkin aku keliru dalam banyak hal? Saat berpikir begitu aku jadi merasa sedih, kupikir… pemikiranku pada saat itu sangatlah buruk.
Neru: Nggak begitu kok.
– Sampai batas tertentu, menurutku itu hal yang tidak bisa dihindari. Dibandingkan itu, menurutku bisa mengatakan dengan jujur perasaanmu pada saat itu adalah hal yang luar biasa. Apalagi, di depan orangnya langsung.
Risa: Belakangan ini, aku akhirnya jadi bisa mengatakannya. Soalnya aku tidak pernah bisa mengatakannya… Tapi, menurutku Neru benar-benar bekerja keras. Di antara 20 orang, dia masuk belakangan seorang diri, dia berjuang sebagai “Hiragana Keyaki” seorang diri… Kalau aku ada di posisinya, kupikir aku pasti tidak bisa… aku mengaguminya!
Neru: Tidak, tidak, hentikan *tertawa*. Tapi, aku senang berkat drama kami jadi semakin dekat.
Risa: Sampai saat itu, kita hampir tidak pernah bicara ya.
Neru: Soalnya kita berdua pemalu.
Risa: Padahal awalnya aku memanggilmu “Neru-chan”.
Neru: Aku juga memanggilmu “Risatin”.
Risa: Rasanya ada sedikit jarak di antara kita ya.
Neru: Tapi, sekarang kita jadi bisa saling memanggil “Risa” “Neru”.
“Saat aku berpikir seandainya sekarang Neru tidak ada di sini, ternyata pemikiranku pada waktu itu sangatlah buruk.” –Watanabe Risa–
Persahabatan
– Kelihatannya hobi dan kesukaan kalian berbeda, bahkan saat kalian pergi jalan-jalan berdua, aku membayangkan kalian akan berpencar sendiri-sendiri.
Neru: Menurutku itu sangat tepat. Saat aku jalan-jalan, aku berpikir untuk melakukan sesuatu dengan efisien. Karena aku mengunjungi toko ini, jadi aku berhenti di sini… seperti itu, soalnya aku punya sifat yang tidak bisa merasa tenang kalau rutenya tidak ditentukan terlebih dahulu.
Risa: Aku juga begitu! Sebelum jalan-jalan aku membayangkannya dulu.
Neru: Aku juga! Kita membayangkannya dulu ya!
Risa: Keluar dari pintu keluar stasiun nomor berapa,  kemudian rute yang ini misalnya… aku memperhitungkan macam-macam hal di dalam kepala.
Neru: Eehh~ Sama persis!  Saat naik gerbong kereta juga begitu, kan?
Risa: Yap, itu penting banget! Aku akan naik gerbong di dekat pemeriksaan tiket.
Neru: Aku paham banget *tertawa*.
Risa: Karena itu, waktu jalan-jalan lebih baik sendiri-sendiri ya.
Neru: Yap, karena itulah kami sendiri-sendiri!
– Benar-benar sama ya. *tertawa* Apa kalian tidak pergi berbelanja dengan member?
Risa: Aku merasa tidak enak kalau mereka harus mengikutiku, jadi kupikir belanja sendirian lebih baik. Aku bisa bergerak sesuka hatiku.
Neru: Di luar dugaan, benar-benar sulit ya, saat memilih pakaian. *tertawa*
Risa: Aku paham banget~!
Neru: Aku merasa tidak enak kalau membuat member menunggu gara-gara aku kebingungan.
Risa: Betul, betul.
– Ternyata kalian orang yang bisa mengkhawatirkan orang lain.
Neru: Bagaimana ya? Tapi, saat melihat Risa, aku benar-benar merasakan hal itu.
Risa: Ehh… justru Neru yang begitu.
Neru: Tidak, tidak.
Risa: Neru saat melakukan sesuatu, pasti menjadi orang yang terakhir. Contohnya saat mengambil katering, setelah member lain sudah mengambil, baru dia yang mengambil paling akhir. Saat naik lift sekalipun, dia pasti naik belakangan. Benar-benar gadis yang memikirkan orang lain sampai seperti itu. Bisa dibilang dia memperhatikan orang di sekitarnya. Ini bukanlah pujian, tapi kenyataannya memang begitu.
– Tapi, melihat perilaku Nagahama-san yang seperti itu, tidakkah kau merasa senang?
Neru: Aku senang banget *tertawa*.
– Ini adalah pola seseorang yang paling populer lho.
Risa: Ehh~?! Apa maksudnya?
– Orang yang menyadari arti sebenarnya dari kebiasaan yang sulit dipahami itu ternyata populer di kalangan pria maupun wanita.
Neru: Apalagi, orang-orang yang tidak mengatakannya langsung pada orangnya, tapi mengatakannya pada orang lain! *tertawa*
Risa: Tidak, tidak, tidak! Aku sama sekali tidak berpikir begitu. Itu pemikiran orang yang egois!
Neru: Ahaha. Kamu malu tuh *tertawa*.
– Ngomong-ngomong, di “Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?”, ada adegan dimana Watanabe-san dengan berani melindungi tubuh Nagahama-san, apakah kalian berpikir persahabatan wanita itu memang ada?
Risa: Ya, memang ada!
Neru: Yap, aku juga berpikir begitu.
Risa: Aku juga punya sahabat yang seperti itu saat SMP dan SMA di kampung halamanku.
Neru: Aku juga punya 1 di SD dan 1 lagi di SMP. Tapi, persahabatan wanita itu benar-benar rapuh. Kadang-kadang mereka langsung berbalik memusuhi kita.
Risa: Itu betul. Karena itu, aku benar-benar tidak suka hubungan yang hanya di permukaan saja. Aku ingin hubungan yang kecil tapi dalam.
Neru: Bener banget!
Risa: Tapi, walaupun mungkin memang rapuh, menurutku ada baiknya punya 1 orang saja sahabat yang seperti itu.
– Kalau begitu, seandainya kalian adalah sahabat baik sejak dulu, apa yang kalian lakukan jika kalian menyukai laki-laki yang sama?
Risa: Seandainya aku dan Neru menyukai laki-laki yang sama…
Neru: Eeh, aku ingin segera menjawabnya!
Risa: Aku juga sudah memutuskan.
– Kalian sama sekali tidak merasa bimbang ya *tertawa*. Kalau begitu, katakan bersamaan dalam hitungan ketiga.
Keduanya: Satu, dua, tiga… “Aku akan mengalah”!!
– Ooohh, benar-benar sama persis!
Keduanya: Kyaaaa! *berdiri dari tempat duduk kemudian melakukan tos*
Neru: Jawaban kita sama ya!
Risa: Ya, aku pasti akan mengalah. Walaupun bukan Neru sekalipun, aku akan tetap mengalah.
Neru: Aku juga berpikir persahabatan itu jauh lebih penting.
– Bahkan kalau kalian cinta setengah mati pada orang itu?
Risa: Ya.
Neru: Tidak mau. Kalau seperti itu…
Risa: Pada saat seperti itu…
Neru: Persahabatan ini!
Risa: Seandainya rusak gara-gara itu!
Neru: Tidak bisa dibiarkan!
– Ahaha. Menurutku itu seperti adegan kemunculan Tim Roket di “Pokemon”. *tertawa* Perbincangan hari ini membuatku bisa mengetahui banyak hal tentang persahabatan dari duo “Risaneru”. Menurutku “Kapuwota” juga akan merasa senang.
Risa: Ah! Pasti aku akan ditanyai sesuatu lagi saat handshake event!
Neru: Pasti ditanyai ya *tertawa*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BRODY February 2018 - Ikeda Kazuma x Shinguu Ryouhei "A Dialogue of Keyakizaka46’s Music Videos"

Quick Japan Vol.135 – TAKAHIRO